Monday, January 15, 2018

15-Apa Kabarmu ?

Apa Kabarmu ?

Hidup berjalan dengan cepat melintasi tahun-tahun berikutnya tanpa aku sadari 5 tahun sudah berlalu sejak kami lulus SMA, dan akupun tidak lagi mendengar kabar vania, bagaimana keadaan vania saat ini? Dan dimana dia saat ini? Semua telah kututup rapat rapat dan mencoba menjalani semuanya dengan lembaran yang baru.

Banyak hal yang terjadi selama 5 tahun ini dan semuanya kulewati tanpa seseorang yang selalu menjadi inspirasiku dalam menjalani hidup ini. Selesai kuliah tahun 1998 aku memulai kariku sebagai karyawan disebuah perusahaan swasta nasional. Rasa kangen membawaku untuk menemui beberapa sahabat lamu di SMA dulu, salah satunya adalah Roy yang dulu pernah kuceritakan bagaimana dia menangis saat ditolak vania.

Roy membuka bengkel mobil di daerah halim jakarta timur, tidak sulit menemukannya karena memang aku masih intens berkomunikasi dengan nya. 




"Roy, lo pernah denger gimana kabarnya vania ?" Tanyaku kepada roy.

"Gak sih, tapi bulan lalu gue ketemu yossi sahabat vania dulu itu" kata roy.

"Dia bilang vania juga udah lulus kuliah  Roy bercerita kepadaku.

"Oh..terus lo pernah ketemu dia roy ?" Tanyaku

"Pernah sekali, waktu acara buka puasa bersama tahun lalu, yang lo ga dateng itu" Kata roy

"Dia dateng sama pacarnya,kelihatan banget tuh,kayaknya dia mau nunjukin ke gue tuh"Roy berucap dengan mimik wajah yang sepertinya agak sinis.

"hahahaha...ya udahlah roy, masa lo masih ga rela sih sampe sekarang " aku tertawa mendengar ucapan roy.

"Tapi ada gosipnya lagi dio, lo ga tahu kan " suara roy berbisik dengan penuh rahasia.

"Gosip apaan?"

"Dia itu diselingkuhin sama pacarnya, jadi pacarnya itu ternyata balikan sama mantannya !" kata roy

"Oh ya...terus sekarang gimana ?" Aku berpura pura tidak kaget dan langsung bertanya balik dengan rasa ingin tahu.

"Sekarang sih udah putus...terus gue ga tahu lagi kabarnya gimana sekarang " 

"Lo ga coba cari tahu dia roy?" kataku sedikit memancing roy, dalam hati akulah yang ingin menghubungi vania sebenarnya.

 "Males lah, kenapa jadi gue yang cari tahu, Nah sekarang kenapa lo yang jadi penasaran dari tadi nanya terus  " Roy balik bertanya yang membuatku sedikit tidak tenang.

"Yah nggak apa apa roy, namanya juga temen lama, kan pengen tahu kabarnya" Ujarku menutupi bahwa akulah sebenarnya yang lebih ingin tahu bagaimana kabar vania.

Memang saat itu untuk menemukan seseorang sangat sulit karena belum ada handphone, email ataupun social media seperti sekarang yang memudahkan kita menemukan teman teman lama, dan nomor telp rumah vania pun sudah tidak tahu entah dimana, aku tidak lagi menyimpannya.

Sepulang dari pertemuan dengan roy, vania kembali mengusik alam pikiranku, dijalan aku terus berfikir, seperti apa sosok pacar vania itu?Apakah orang itu adalah orang yang memang sangat diinginkan vania? Semua pertanyaan menyelimutiku dan rasa keingintahuanku yang besar menggiringku untuk lebih dalam mencari tahu keberadaan vania.

Cerita roy tadi sungguh benar benar membangun rasa penasaran yang ingin segera aku pecahkan, apa yang terjadi dengan vania setelah putus? pastilah dia sangat sedih dan sudah pasti dia menangis. Kalau saja dia bisa menghubungiku pastilah dia akan menelponku, tapi cerita itu pastilah sebuah cerita yang sangat tidak kuinginkan bagaimana dia akan bercerita tentang kesedihannya dikarenakan putus dengan pacarnya.


Aku berusaha mencoba mencari tahu dengan berbagai macam cara dan hal yang terbodoh yang aku lakukan adalah dengan berjalan didepan rumahnya tanpa ada keinginan untuk berkunjung ke rumahnya.

Aku hanya berharap siapa tahu pada saat aku melewati rumahnya kebetulan vania keluar dan dengan tidak sengaja lalu kukatakan.

:"Eh vania,,apa kabar..."

"Eh dio....kabar baik..kok kamu ada disini dio?"

Sunggu percakapan yang sangat tidak lazim karena bagaimana bisa aku tiba tiba ada didepan rumahnya dan pasti aku tidak bisa menjawab kenapa aku ada didepan rumahnya berjalan mondar mandir.

Dan betapa bodohnya aku hal tersebut beberapa kali aku lakukan, sampai akhirnya aku lelah dan vania tidak pernah dapat aku temukan, dan kelak juga aku sadar bahwa ini adalah kesalahan terbesarku yang tidak pernah berani mengungkapkan sesuatu.

Sebenarnya aku sendiri telah menjalin hubungan dengan seorang gadis dan sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun. Namun aku akui bahwa aku tidak dapat melepaskan sosok vania, yang masih saja bersarang di alam khayalku, masih saja bayangan vania terus berlarian dan terkadang aku memimpikannya yang membuat aku terbangun dan merasakan rindu yang sangat dalam kepada vania.

Jujur saat ini, aku tidak ingin lagi berhalusinasi tentang vania, tetapi hati ini tidak pernah bisa diajak kompromi, tetap saja hati ini menyuarakan nama vania dan dengan jelas dia menghadirkan sosok wajah manis vania di setiap malam malam.

Vania.. sungguh saat ini aku ingin ada bersama kamu saat ini, bercerita tentang masa lalu kita, pastilah sangat menyenangkan.
Apa kabarmu Vania? Rindu yang sangat terdalam dari sahabat terbaikmu Dio. 

Jakarta, September 1999

 

0 comments:

Post a Comment