Thursday, January 25, 2018

07-Seorang Dhea,Persahabatan Yang Indah

Seorang Dhea & Persahabatan Sejati


Siang ini matahari begitu terik tepat diatas kepala, mengiringi langkah kami berjalan kaki bersama Hotma dan Arian pulang dari sekolah, ditengah perjalanan aku mendengarkan pembicaraan mereka tentang sosok wanita bernama Dhea, yang selalu mendominasi perbicangan Arian, Hotma dan Dika.

Aku pernah dikenalkan sosok Dhea ini, gadis hitam manis yang menurut aku tidak terlalu cantik tetapi memiliki daya magis yang mampu membuat nyaman lawan bicaranya dan selalu paham akan mau lawan bicaranya, ini lah yang membuat Hotma dan Dika jatuh cinta kepada Dhea.

Walapun Hotma dan Dika menyukai gadis yang sama namun mereka bersaing secara fair, bahkan kadang kadang mereka membicarakan strategi untuk mendapatkan dhea secara bersama sama tanpa ada rasa persaingan.

Dhea mneciptakan suatu misteri dan tanda tanya diantara mereka. Dhea sebenarnya tahu bahwa hotma dan dika menyukai dirinya namun dhea bersikap tarik ulur dan selalu memberikan kegelisahan, dan sempat ada pernyataan dari Dhea yang membuat Hotma dan Dika salah tingkah, pernyataan itu seperti ini.



"Kalian tahu nggak, aku sebenernya menyukai salah satu dari kalian, tapi aku belum yakin biarlah nanti waktu yang akan membuktikan"
 Dhea pernah berucap seperti itu dihadapan mereka bertiga pada saat mereka berkunjung ke rumah dhea.

Pernyataan itu semakin membuat Hotma dan Dika saling menatap dan tentu saja masing masing merasa paling percaya diri dan semakin meningkatkan intensitas pendekatan mereka ke dhea.

Disini Dhea mampu mengendalikan situasi, dhea nampak tenang menghadapi Hotma dan Dika, dan terkesan memberikan perlakukan dan perhatian yang sama kepada mereka.

"Arian, lo tahu nggak Dhea itu kan susah ditebak hatinya tapi gue yakin bisa dapetin dia " Hotma berbicara dengan nada optimis.

"Oh ya memangnya apa tandanya?" Tanya Arian

" Ya sudah jelas lah dia mau sama gue, banyak tanda tandanya " Kata Hotma

"Contohnya nih dia mau lho gue ajak jalan ke gramedia, dia udah bilang iya" Hotma berbicara sambil menatap aku dan Arian seakan akan mempertegas cerita tadi untuk meyakinkan aku dan arian bahwa dhea suka kepadanya.

"Terus, udah jalannya?" Tanyaku 

"Yah belum  lah soalnya minggu kemarin harusnya tapi katanya dia ada pamannya yang di operasi jadi diundur" Tegas Hotma.

"Ah..kalo gitu mah sama juga bohong belum terbukti itu " Aku meledek hotma

"Terus,kapan lagi lo mau ajak dia? Suara arian bertanya dengan mata yang agak mengecil seakan akan bertanya sinis.

"Nanti nunggu dia ada waktu katanya,kayaknya sih besok " 

"Pokoknya udah pasti deh dia bakal mau jadi pacar gue, lihat aja nanti" Hotma berkata  sambil memandang kedepan dengan kepercayaan tingkat tinggi.

"Ya sudah jangan sampe gagal lagi yah hahahah" Ledek Arian.

Kami memutuskan untuk singgah sebentar di rumah dika yang hari itu tidak masuk sekolah, untuk sekedar meminta segelas air minum melepas dahaga perjalanan kami yang panjang dibawah terik sinar matahari.

Sesampai di depan pintu rumah dika, Hotma langsung memanggil manggil dika.

"Dik..Dika..Dik" Teriak hotma memanggil

Dika membuka pintu dari dalam sambil memegang kain pel, rupanya dia sedang mengepel lantai, dika memang rajin mengurus rumah dan dia hanya tinggal bersama neneknya.

"Dik..ternyata bener yang disuka dhea itu gue..." Hotma berbicara dengan nada keras

"Hah??? Yang Bener ????" Dika nampang kaget setengah mati dan langsung membanting kain pel yang dipegangnya ke lantai.

"Iya nih udah positif, dia udah mau diajak jalan ke gramedia" Hotma mencoba memberikan informasi yang tujuannya mematahkan semangat dika.

"Ya sudah, ayo kita tulis di tembok dulu" Kata Dika

Tembok yang dimaksud adalah tembok didepan rumah dika yang sudah aku ceritakan sebelumnya dimana, semua kisah dan perjalanan kami tulis disitu, semua kisah suka dan duka semua nama nama tertulis disitu menjadi saksi indahnya perjalanan masa muda.

"Ini gue tulis yahh..." Kata Hotma

Hotma menuliskan di nomor 4 karena nomor 1 dan 3 sudah ditulis sebelumnya, dan seperti ini kira kira tulisannya

"Tanda Tanda Dhe Sudah Mau Jadi Pacar Hotma"
1.Mau diajak pulang bareng pada tanggal 4 April 1992 (padahal waktu itu dhea takut pulang sendirian karena ada tawuran)

2.Tiba tiba nelpon ke rumah, pada tanggal 11 Mei 1992 (padahal waktu itu dhea telp hotma,karena Majalah Gadisnya Dhea dibawa si Hotma)

3.Bilang Kangen,pada tanggal 08 Januari 1993(padahal yang dimaksud dhea minta lirik lagu kangen Dewa 19).

4.Mau diajak jalan ke Gramedia, 1 Maret 1993 (yang ini belum ketahuan motifnya..hi hi hi)

"Baik, teman teman mohon perhatiannya " Suara dika berwibawa mencoba mengalihkan perhatian aku dan arian yang sedang membaca Majalah HAI.

"Pada hari ini tanggal 08 Januari 1993 mari bersama sama kita mendoakan Hotma agar kiranya Tuhan YME memberikan kemudahan dan kelancaran agar Hotma diterima di SisiNya.. ehh.salah..salah maksudnya Diterima Cintanya Oleh Dhea"

"Berdoa menurut kepercayaan masing masing dimulai "

Aku menunduk dengan menahan tawa sambil melirik ke arian yang juga menahan tawa melihat situasu ini, sementara Dika dan Hotma tampak serius berdoa, sepertinya doanya panjangan sekali.

"Berdoa selesai" Suara dika memecahkan keheningan.

Lalu Dika bersalaman dengan  Hotma dengan jantan seakan akan mengakui keunggulan dan kemenangan Hotma atas persaingan selama ini dalam berjuang memperebutkan Dhea.

"Selamat sobat, aku titip dhea, buatlah Dhea bahagia, sebagaimana rasa bahagia ketika ada guru yang tidak datang sehingga kita pulang cepat" Dika memberikan wejangan kepada Hotma

"Terima kasih sobat atas kerelaanmu dan ke Ikhlasan mu demi kebahagiaan Dhea bersama pria impiannya ini" Suara Hotma membuat suasana menjadi sakral.

Itulah sekelumit cerita tentang seorang laki laki dengan tingkat kepercayaan diri yang melebihi batas normal.  Sebuah perasaaan berlebihan dalam menanggapi perlakukan seorang wanita,yang kadang sulit untuk ditebak.

Aku jadi teringat Vania, tidak jauh berbeda dengan Hotma, akupun kadang merasa berlebihan dalam menangkap perlakuan Vania kepadaku, hanya saja aku lebih memilih menyimpannya rapat rapat daripada mengungkapkannya seperti hotma.

Aku juga selalu bertanya tanya, dimana sebenarnya kau tempatkan aku vania? Apakah hanya sekedar sebagai Sahabat? ataukah seseorang spesial yang hadir dalam hidup kamu? 

Selang 3 hari kemudian aku lihat Hotma, Arian dan Dika sedang duduk duduk di depan rumah dika, langsung aku menghampiri mereka.

"Gimana? Udah jadian belum si hotma sama Dhea?" Tanyaku penasaran

Hotma tampak bersandar didinding memejamkan matanya, aku tahu dia tidak tidur hanya saja seperti orang yang tidak ingin melihat dunia, pastilah terjadi sesuatu kepadanya.

"Hari ini kita turut berduka..." Dika mengucap pelan sekali

"Kenapa emangnya ?" Tanyaku

"Semalam telah terjadi musibah terhadap hotma.."kata dika.

"Kenapa?" tanyaku penasaran dan penuh khawatir 

"Hotma mendapat musibah karena dia telah ditolak Dhea" Suara dika sambil menunduk.

"Dan dengan sangat menyesal hotma telah 3 kali berturut turut ditolak, dan sesuai dengan peraturan MPK Majelis Penolakan Kekasih, berarti hotma tidak diperbolehkan mendekati cewek selama 5 tahun" Dika menjelaskan kepadaku.

Sementara aku lihat raut wajah Arian nampak seperti kebingungan dan serba salah, pasti ada yang tidak beres dengan arian, aku jadi penasaran dan curiga.

"Memang gimana ceritanya sampe ditolak?" Aku bertanya kepada arian 

"Jadi gini, semalam itu Dhea dan Hotma akhirnya jadi pergi ke Gramedia, nah diperjalanan pulang Hotma menyatakan kepada Dhea bahwa dia suka dan meminta Dhe jadi pacarnya " Arian menjelaskan dengan agak terbata bata.

Mengapa arian jadi terbata bata seperti itu? aku semakin penasaran dibuatnya.

"Terus..Dhea tadi siang memberikan Surat ke Hotma.." Arian menghela nafas panjang.

"Coba aku lihat isinya, mana suratnya?" kataku

Hotma mengambil sesuatu dari kantong celananya sambil matanya tetap dipejamkan dan mengulurkan tangannya kepada ku dengan mata yang masih terpejam.

Aku membaca surat dari dhea dengan kertas surat Fido Dido warna pink, seperti ini isi suratnya.



Untuk Sahabatku Hotma 
Terima kasih sudah ajak dhea jalan jalan ke gramedia, terima kasih kamu sudah baik sama dhe selama ini.

Kamu tahu nggak? tidak ada cowok yang sebaik kamu sama dhea, rata rata semua bersikap genit sama dhea, cuma kamu saja yang sopan sama Dhea.

Dhea tidak kaget sedikitpun waktu kamu kemarin menyatakan bahwa kamu sayang dengan Dhea, karena Dhea sudah bisa membaca dari perlakukan kamu ke Dhea.

Tapi Dhea harus memohon maaf sebesar besarnya tanpa ada rasa ingin menyakiti kamu hotma. Dhea sekarang ini tidak bisa menerima kamu, Dhea sudah anggap kamu sebagai sahabat, sahabat terbaik yang pernah Dhea miliki.

Dhea melalui surat ini harus menjelaskan ke kamu sekaligus juga agar dhea menjadi lega bagaimana perasaan dhea selama ini terombang ambing diantara kalian bertiga.

Berat rasanya Dhea menyampaikan ini, tapi tetap harus disampaikan dan dijelaskan kenapa Dhea tidak bisa menerima kamu Hotma.

Dhea mau jujur kalo Dhea itu sayang banget dengan Arian, Dhea harus ungkapkan jujur sama kamu supaya tidak ada salah paham diantara kalian, Dhea sangat sayang dengan Arian.

Tapi Dhea mohon jangan salahkan arian, bukan salah Arian,Dhea yang lebih dulu suka ke Arian dan Arian itu sangat setia kepada kalian,Arian sangat menjunjung tinggi persahabatan kalian.Kamu tidak pernah tahu kan? 

Arian tidak akan melukai persahabatan kalian. Dhea sudah mengutarakan ke Arian minggu lalu kalau Dhea sayang dia dan Dhea mau dengan Arian, tapi arian menolaknya, arian sangat sayang dengan persahabatan kalian.

Hotma, jangan pernah berubah untuk baik ke dhea yah, semoga hotma tetap menjadi seperti Dhea yang kenal selama ini dan menjadi sahabat terbaik Dhea, salam untuk semua Dika dan Arian.

Salam Manis
Dhea
Jakarta, 11 Januari 1993

Saat itu aku bisa tahu apa yang hotma rasakan, aku bisa merasakan apa yang arian rasakan,isi surat yang akan membuat rapuh siapa saja yang membacanya. 

Aku melipat surat tersebut,hotma kemudian berdiri mendekati aku, arian dan dika yang berdiri didepanku ketika aku sedang membaca surat tersebut. Tangan hotma merangkul kami bertiga, tertunduk lesu, aku lihat tangan arian merangkul hotma seakan akan mencoba menyalurkan energi besar kepada hotma.

"Terima Kasih Arian, kamu adalah sahabat terbaik" Suara hotma terdengar pelan dan lirih membuat aku ingin meneteskan air mata.

Aku ingin memberitahukan kepada kalian bahwa 4 tahun setelah kejadian itu aku mendapat kabar buruk bahwa Dhea telah berpulang ke yang maha kuasa karena Kanker otak yang dideritanya. 

"Dhea kami mendoakanmu agar kamu tenang di sisNYA dan tuhan membalas semua kebaikan kamu."

Aku banyak belajar dari kisah mereka bahwasanya pesahabatan sejati, pertemanan yang tulus apa adanya adalah diatas segalanya.

0 comments:

Post a Comment