Thursday, January 11, 2018

17-Uchi Si Gadis Bandung Misterius


Tahun 2002 aku memutuskan untuk bekerja di bandung, kota bandung memiliki sisi lain kenangan dalam hidupku.
Bandung adalah rumah keduaku, dimana aku banyak memilik teman disini, terutama temen teman waktu seperjuangan bermain musik dahulu.
Sebuah kota yang sarat akan ketenangan dan kesederhanaan namun menyimpan daya kreatifitas yang tinggi dari orang orangnya.
Hal yang pertama kali kuingat dari kota ini adalah Riska,seorang gadis yang menjadi pujaan muladi sahabatku waktu itu.
Muladi yang saat itu sangat terobsesi sekali dengan riska. Riska memang siswi pindahan di sekolahku dulu yang berasal dari bandung.
Masih aku ingat bagaimana muladi berfoto dengan menunjuk nama jalan pasteur, untuk kemudian ditunjukan ke riska, seakan akan bahwa dia telah mampu mengunjungi rumah riska.
Dan sata itu jalan pasteur masih sangat sepi dan ditumbuhi pohon pohon palem besar kanan dan kiri, tidak seperti seramai sekarang ini.
Masih kuingat juga bagaimana muladi merequest lagu di salah satu radio rock terkenal di kota bandung saat itu yaitu GMR Radio.
Dan saat ini tahun 2002 ini aku memutuskan untuk tinggal di bandung untuk bekerja, sementara istriku tinggal di jakarta, karena aku mendapatkan proyek di sebuah perusahaan besar di bandung.
Suasana bandung saat itu sangat menyenangkan sekali tidak seruwet sekarang ini dan tidak semacet sekarang ini.
Suatu ketika, aku dan 2 orang temanku sedang berjalan jalan di Istana Plaza bandung sepulang kerja, karena jam 4 sore kami sudah pulang kerja.
Saat aku berjalan, tiba tiba, pandanganku mengarah ke satu sosok gadis dengan rambut panjang hitam sebahu, di sebuah booth yang sedang menawarkan kartu kredit.
Sontak aku menghampiri gadis tersebut karena aku sangat mengenal sosok gadis tersebut dari penampakan belakang.
Dan rasa rindu yang teramat sangat muncul dengan tiba tiba menjalari seluruh tubuhku, rasa rindu yang mendambakan pertemuan ini.
 “Heyyyy...Vaniaaaa” Aku menepuk bahu gadis itu.
Gadis itu terkaget kaget dan langsung menoleh ke belakang ke arahku, dengan tatapan yang sangat aneh dan curiga.
Akupun menatap gadis itu dengan kaget, karena ternyata itu bukanlah gadis yang aku kira, akan tetap nampaknya dia baik baik saja.
“Ohh maaf saya kira teman saya soalnya mirip bangat” Kataku meminta maaf sambil agak menunduk.
“he he he..emang temannya mirip saya yah mas?” kata gadis itu dengan senyumnya yang sangat aku kenal.
“Iya kamu tuh mirip banget sama temen aku, namanya Vania, dia teman sma aku, aku sudah lebih dari 8 tahu tidak ketemu “ kataku
“Pacaranya bukan hayooooo?” Ledek gadis itu.
Lalu aku mengulurkan tanganku untuk menyebutkan namaku,karena sepertinya dia tidak keberatan bila aku berkenalan.
“Dio...Namaku Dio” kataku
“Aku Uchi...”
“Dio kamu pasti bukan asli bandung yah”
”Iya aku dari jakarta, kalo kamu pasti asli bandung, karena wajah  kamu itu bandung banget” kataku dengan sok yakin.
Setelah mengobrol beberapa saat aku meminta izin untuk kembali ke teman temanku, dan kami saling bertukar nomr handphone.
Esoknya aku mencoba SMS uchi dan memulai obrolan dan nampaknya sesuai dengan wajahnya gadis ini pun memiliki sifat yang sama dengan vania dan tidak sulit untukku mengajak uchi terlibat ke pembicaraan yang seru.
“Dio kamu cerita dong tentang pacar kamu yang mirip aku itu” Kata uci
“Dia bukan pacarku, maunya sih begitu tapi nggak kesampaian hahahahah” Aku tertawa lebar.
“Lho memang ceritanya bagaimana kok bisa begitu ?” Uci bertanya dengan penasaran sambil menyedot minuman didepannya dengan mata yang menatapku dengan tajam.
“Aku itu sebenarnya sayang dan cinta dengan dia, tapi aku tidak pernah berani mengungkapkanya “ Kataku sambil menghisap dalam dalam sebatang rokok, lalu mengeluarkan asapnya perlahan.
“Dan itulah kesalahan terbesarku, sekarang dia sudah menikah dengan laki laki lain” Aku mulai bercerita, dan aku melihat ada sesuatu yang tersirat di bola mata uchi.
“Kamu sama sekali nggak pernah menyatakan ke dia dio?” Uchi berbicara pelan namun dalam.
“Nggak..sama sekali nggak pernah, sampai akupun selalu menutupi segala gerakanku agar aku terlihat tidak memiliki perasaan apa apa ke dia” Kataku
“Kalau ternyata dia juga menyimpan perasaan yang sama seperti kamu bagaimana?” Pertanyaan uchi kepadaku yang sedikit mengusik kenangan lamaku.
“Yah bagaimana lagi chi, semua sudah terlanjur, memang seperti ini adanya sekarang” Aku menjawab dengan nada sedikit lemas.
“Kamu pernah sadar nggak dio kalau dia juga sebenarnya merasa sangat nyaman dengan kamu?” Pertanyaan uchi terdengar dengan nada berat dan seperti menyimpan sesuatu.
“Bisa juga begitu, bisa juga tidak” kataku
“Dio, kamu jangan pernah mengingkari cinta, karena cinta itu tidak pernah salah” Suara uchi terdengar agak bergetar dan aku melihat air mata mulai mengembang di bola matanya.
Aku terkejut melihat reaksi uchi seperti itu, mengapa dia tiba tiba menangis, padahal aku hanya bercerita tentang kisahku dan kami pun baru kenal 3 hari.
“Kamu kenapa?” Tanyaku
“Dio...dia juga menyimpan rasa seperti kamu, tapi kamu merasa terlalu rendah untuk menjadi bagian hidupnya “ Uchi mulai meneteskan air matanya.
“Kamu kenapa menangis ?” Tanyaku mulai panik.
“Dio, cerita kamu sudah membangkitkan luka lama yang terjadi pada diriku”
“Akupun memiliki kisah yang sama seperti itu, dan aku dalam posisi yang sama seperti gadis yang kamu ceritakan itu” Suara uchi diiringi dengan isak tangis yang coba dia tahan namun tidak terbendung.
“Dulu waktu sma aku punya seorang sahabat, sahabat yang sangat mengerti aku, dia selalu menjaga aku kemanapun aku pergi” Uchi mulai bercerita tentang dirinya.
“Aku dan dia menciptakan dunia baru untuk kita berdua,dan itu sangat menyenangkan sekali, dan aku merasa sangat aman dan tenang”
“6 Tahun kami menjalani persahabatan itu sejak smp, hingga akhirnya kami lulus”
“Sampai akhirnya dia harus pindah ke luar negri untuk menlanjutkan kuliah” Kata uchi
“Terus, kamu pacaran nggak sama dia?” Tanyaku
“Nggak dio, itu yang aku sesali, aku tidak pernah berani mendahului  dan mengatakan bahwa aku sangat sayang dengan dia melebihi seorang sahabat”
“Dan aku ingin menjadi pendamping hidupnya, itu yang aku sesali saat ini , itu tidak pernah terucap dari mulutku.”
“Dan aku sangat tahu dia juga memiliki perasaan yang sama seperti aku,namun diantara kita tidak ada satupun yang berani mengungkapkannya”
“Terus sekarang ini bagaimana, apa kamu berusaha mencari dia?” Tanyaku semakin penasaran.
“Tidak bisa dio, waktu berjalan dan saat ini aku sudah menikah, suamiku tugas di kalimantan” Tatapan uchi terlihat sangat kosong.
“Aku terpaksa menikahi orang yang bukan aku mau”
“Semenjak aku menikah, dunia serasa terbalik dio, hari hari yang menyenangkan berubah menjadi hari hari yang mengerikan”
“Sepertinya aku merasa aku terjebak dalam suatu peran yang sangat menyiksa aku dalam pernikahan ini”
Hatiku terasa tertusuk mendengar cerita uchi, sebuah cerita yang sangat persis dengan apa yang aku alami.
“Aku tidak pernah berani mencari keberadaannya, atau sekedar menanyakan kabarnya” Kata uchi
“Kenapa?” Tanyaku
“Aku takut , aku takut pernikahanku akan rusak, karena aku pasti akan berlari ke arahnya” Kata uchi.
Sosok uchi boleh aku bilang 90% sangat mirip dengan vania, dan kisah lamanya pun serupa dengan vania.
Dan dalam hatiku bertanya, apakah sosok gadis didepan aku ini sebenarnya adalah suara hati vania?
Apakah saat ini vania mempunyai perasaan dan keadaan yang sama seperti gadis didepanku ini ?
Apakah tuhan menggerakan aku untuk bertemu dengan uchi agar aku mengetahui apa yang terjadi pada vania saat ini ?
Aku kaget ketika uchi memintaku sebatang rokok, dan dia menyalakan rokok dan mulai menghisapnya dalam dalam.
“Kamu merokok?” Tanyaku
“Ya, semenjak aku menikah “ Katanya
Aku terdiam dan tidak ingin menasehatinya karena memang bukan hakku untuk memberikan nasehat kepadanya.
Waktu sudah menunjukan pukul 22:00, suasana mulai sepi, namun uchi tetap tidak beranjak pulang.
“Kamu pulang dulu yah...” Kataku
“Aku nggak mau dio, aku mau sama kamu disini” kata kata yang mengagetkan aku.
Namun aku berfikir aku tidak boleh terjerat dalam situasi ini, sebuah situasi dimana keberadaanku bisa saja menambah berat dirinya.
Akhirnya setelah aku bujuk, uchi bersedia pulang.Aku mengantarkanya dengan angkot , sampai ke depan jalan masuk rumahnya.
“Terima kasih dio, sudah mendengarkan cerita aku yang mungkin membuat kamu tidak suka” Kata uchi dengan nada sedih
“Nggak kok, kalau kamu mau cerita lagi nggak apa apa” Kataku
“Dio..kamu itu adalah dia...dan aku tahu itu” Suara uchi terdengar sangat dalam.
Lalu uchi berjalan meninggalkanku, dan aku tetap memandanginya hingga dia tidak terlihat lagi dari pandanganku.
Sampai di kost, aku memikirkan semua apa yang diceritakan oleh uchi.  Tapi tidak mungkin vania mengalami hal yang sama, toh vania menikahi seseorang pria yang aku dengar sangat mapan,baik dan sempurna, seperti yang aku dengar dari teman temanku.
Keeskoan harinya aku mencoba menghubungi uchi, namun handphone nya sudah tidak aktif, berhari hari aku mencoba menghubungi nya namun tidak pernah aktif dan sms pun tidak pernah mendapatkan balasan darinya.
Aku mulai penasaran dan aku mencoba untuk berkunjung ke rumahnya, aku tidak tahu rumahnya, tapi paling tidak aku bisa bertanya ke warga sekitar, didaerah waktu aku mengantarkannya malam itu.
“Kang..mau tanya rumahnya uchi dimana yah?” Aku bertanya ke tukang ojek yang sedang mangkal.
“Uchi mana yah? Kayaknya teh nggak ada yang namanya uchi di gang ini” Tukang ojek tersebut merasa tidak kenal dengan nama itu.
Beberapa orang yang berjalan kucoba menanyakan nama tersebut, dan aku juga sudah menjelaskan ciri cirinya namun tidak ada satupun orang yang mengenalnya.
Jauh aku berjalan tetapi tetap nihil tidak ada satupun yang mengenalnya baik nama atau ciri ciri seperti uchi yang aku kenal.
Aku memutuskan untuk pulang dengan sejuta tanda tanya, siapa dia? Apakah dia bukan orang daerah itu, apakah dia sudah pindah? Kalau pindah pastilah warga sekitar mengenalnya.
Apakah dia adalah seorang malaikat yang mencoba untuk menyampaikan sesuatu? Otakku terus dipenuhi dengan tanda tanya yang tidak dapat aku jawab.
Dan misteri itu tidak pernah terjawab hingga kini, namun beberapa tahun kemudian aku baru mengerti mengapa aku harus dipertemukan dengan uchi si gadis bandung yang misterius itu. 

0 comments:

Post a Comment